Untuk hati yang kau tutup rapat - rapat.
Masih segar terasa ingatan saat jumpa pertama.
Diatas kursi berbahan kayu,
Kau sajikan minum dingin bersoda. Dengan senyum begitu pesona.
Sesekali kulihat bibir merahmu yang tipis.
Sangat manis senyuman itu.
Sayangnya...
waktu berlalu begitu cepat,
bagai laju kuda di pacu.
Terusik riuhnya canda kita.
Untuk hati yang kau tutup rapat - rapat.
Tersirat rindu yang kini kukecap.
Rupanya senyum itu membekas.
Indah wajahmu manis senyummu
Bayangi sepi yang terus merindu
Kau tawankah hatiku???
Ochh Tuhan...
Dengan mudahnya kau hadirkan cinta
Namun mengapa, begitu sulit kau lepaskan Cinta???
Engkau yang maha tau segalanya.
Mengapa Engkau biarkan lagi hati ini terluka???
Adakah dosa yang harus kutebus dengan derita hati yang tak kunjung henti???
Mengapa tak Engkau biarkan saja bahagiaku mengalir, bersama nama yang selalu ku sebut dalam setiap do'aku.
Untuk hati kau yang tutup rapat - rapat.
Belum cukupkah usaha yang aku kiatkan???
Dan Tuhan...
Mengapa tak Engkau gunakan saja kuasamu???
Tuk Berikan ruang di hatinya.
Tempat kulabuhkan kasihku.
Bersama dengan sisa umurku.
"Untuk hati yang kau tutup rapat - rapat"
-"adri daeng adda"-
Mamuju, 28 Juli 2016

Mungkins sudah saatnya untuk cari hati yang terbuka bung.
BalasHapus